Sabtu, 29 Maret 2014

Cerpen

Part 2
Pagi ini kusambut dengan penuh penantian. Rio datang menjemputku dengan gayanya yang gentlemen. Entah mengapa jantungku semakin berdegup kencang saat mata kami saling bertemu, kali ini kurasa aku ... jatuh cinta padanya.
Kini tiap hari aku selalu berangkat dan pulang kerja bersama dia, menaiki sepeda motor kesayangannya. Hari libur pun aku sering hangout bersamanya. Entah itu hanya menemaninya membeli buku, servis motor, menonton film, atau hanya sekedar berjalan-jalan mengelilingi kota. Rasanya sehari saja tak melihat wajahnya kurasa ada yang kurang dari diriku ini. Tapi aku tak mengerti kedekatan kami ini seperti apa karena jika dikatakan teman kami lebih dari sekedar teman biasa, tetapi kami juga tak menjalin hunungan asmara, jadi bisa dikatakan hubungan kami menurut bahasa zaman kini adalah saling mem-PHP-kan. Tapi kurasa hubungan kami selama ini sudah terlalu dekat, aku mulai risih, aku ingin status hubungan kami ini jelas. Aku mulai memberi ‘kode-kode’ yang menunjukkan tentang perasaanku ini, berkali-kali, tapi dia masih saja tak menanggapi ‘kode’ yang aku berikan. Aku kecewa, aku mulai berfikir apa mungkin perhatian yang selama ini dia berikan padaku hanya sebatas sebagai teman ? Entahlah mungkin aku hanya bisa menanti sampai dia memiliki perasaan yang sama denganku.
Aneh, tak biasanya dia telat datang menjemputku, aku sudah menunggu agak lama, tapi Rio tak kunjung datang juga. Dia meng-SMS-ku, dia meminta maaf karena tak bisa menjemputku pagi ini dengan alasan mengantar saudaranya. Karena lama menantinya aku jadi telat tiba di kantor. Di kantor pun aku tak melihatnya, “apa dia sedang sibuk ya ?”, tanyaku dalam hati. Ketika pulang dia meminta maaf lagi karena tak bisa mengantarku pulang. Tapi ketika aku naik mobil umum aku melihatnya sedang membonceng perempuan berambut sebahu. Aku kesal sekali karena aku fikir dia mempunya urusan yang penting tapi dia malah membonceng perempuan lain, mungkin perempuan itu adalah pacarnya. Karena kejadian tadi, aku rasa aku harus mulai menjaga jarak dan menjaga perasaanku ini agar jika ketika aku jatuh aku tak merasa sangat sakit.
Sudah seminggu ini aku berangkat dan pulang kerja sendiri, ya hanya sendiri ! Aneh, dia sama sekali tak mengabariku melalui media apapun. Aku kesal, kecewa, sedih, apa kedekatan kami hanya sebatas ini, apa aku hanya dianggap teman mengobrol biasa. Bayangkan saja bahkan ketika bertemu di kantor pun dia sama sekali tak menatap mataku, memang apa salahku. Aku tak tahu mengapa sikapnya sedingin itu kepadaku. Benci, perasaan itu yang aku yakini untuknya, tapi aku tak bisa memungkiri bahwa aku tak bisa membuat perasaan benci itu untuknya. Semakin kutanamkan perasaan itu semakin aku rindu senyumannya. Aku bingung harus bagaimana, apa aku yang harus memulainya lagi ? Sudahlah tak usah, mungkin aku hanya harus menyibukkan diriku agar tak selau terngiang namanya. Tapi ketika aku mulai lupa tentang kehadirannya di perasaanku, dia tiba-tiba menchatku, menanyakan kabarku. Aku jawab saja baik. Dia membalas agak lama, ternyata isi chatnya adalah dia memberi tahuku jika besok dia akan dipindahtugaskan ke luar pulau Jawa, sontak aku kaget, apakah benar dia akan pergi ? Sejauh itukah ? Padahal aku baru menemukan cinta pertamaku, tapi kenapa nasibnya seperti ini. Bodohnya aku hanya membalas chatnya dengan singkat tanpa menanyakan hal lain. Bodoh ! Begitulah yang kurasakan kini, aku hanya bisa mengumpati diriku sendiri, menyesali apa yang telah kulakukan.

Sekarang aku bisa apa, mencegahnya pergi ? Tak mungkin, aku hanya temannya. Seharusnya aku mendukung apa yang dilakukan Rio sebagai temanku. Tapi Rio kuanggap lebih dari seorang teman, aku tak mau dia pergi, sejauh itu. [Bersambung]

Rabu, 19 Maret 2014

Esai tentang Penggunaan Pangan Alternatif untuk Bahan Energi

Tema   :    Penggunaan Pangan Alternatif untuk Bahan Energi
Judul    :    Keajaiban dari Negeri Agraris
Tentu sudah kita ketahui, bahan bakar minyak (BBM) mengambil porsi yang cukup besar dalam kebutuhan energi nasional. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa kegiatan manusia tidaklah jauh dari kegiatan yang memerlukan energi BBM, seperti memasak, berkendara sepeda motor atau mobil, hingga produksi barang dalam industri. Karena BBM itu berasal dari fosil, maka pastilah penggunaannya terbatas. Jika penggunaan BBM dari fosil terus dilakukan secara berkelanjutan maka akan memunculkan paling sedikit dua ancaman serius yakni, pertama, faktor ekonomi berupa jaminan ketersediaan bahan bakar fosil untuk beberapa dekade mendatang dan masalah harga, kedua, menghasilkan polusi akibat emisi pembakaran bahan bakar fosil ke lingkungan. Polusi yang ditimbulkan oleh pembakaran bahan bakar fosil memiliki dampak langsung maupun tidak langsung kepada kesehatan manusia.Polusi langsung bisa berupa gas-gas berbahaya, seperti CO, NO, SO2.
Bahkan beberapa tahun terakhir pasokan BBM sangat minim, jika adapasti harganya sangatlah mahal.Hal ini tidak jarang sulitnya jangkauan bagi kaum menengah kebawah.Hingga pemerintah menyediakan pasokan BBM bersubsidi dan keberadaan minyak tanah yang semakin langkapun mulai tergantikan oleh gas elpiji.Namun disisi lain tentu kita tak boleh bergantung pada bahan bakar tersebut, karena pasti lama kelamaan akan termakan usia dan habis. Maka dari itu, kita haruslah mempunyai jalan tengah dari permasalahan di atas.Salah satunya adalah dengan memproduksi bahan bakar alternatif.
Di negara-negara lain, seperti Amerika Serikat, Brazil, Rusia dan Jepang sudah memulai aksi pencampuran atau penggantian bahan bakar bensin dengan etanol.Dalam hal ini yang sedang marak diproduksi adalah bioetanol yaitu bahan bakar pengganti yang berasal dari makhluk hidup.Sehingga polusi yang dihasilkanpun ramah lingkungan dan ketersediaannya tidak terlalu dikhawatirkan karena bahannya berasal dari makhluk hidup yang tentunya dapat diperbaharui.Dan juga, dengan menggunakan bioetanol ini pengguna dapat menghemat biaya karena memiliki perbandingan 1 liternya sama dengan 9 liter minyak tanah, pembuatannya pun sangat sederhana sehingga dapat diproduksi masyarakat secara luas. Produksi bioetanol biasanya berasal dari tanaman yang memiliki kandungan karbohidrat atau gula yang tinggi.Seperti tebu, gandum, jagung, singkong, kentang dan gembili.Dewasa ini, bahan yang memiliki kandungan selulosa seperti jerami dapat dihidrolisis menjadi gula sederhana yang selanjutnya dapat difermentasi menjadi etanol.Namun keberadaannya masih belum diketahui orang banyak.Sehingga bioetanol yang sering diproduksi adalah yang memiliki kandungan gula.Dari beberapa bahan makanan yang memiliki kandungan gula tinggi diatas adalah gembili.
Gembili (Dioscorea esculenta) merupakan salah satu spesies tanaman yang mempunyai umbi dan termasuk dalam genus Dioscorea atau umbi-umbian.Genus ini memiliki ± 600 spesies, delapan diantaranya dapat menghasilkan umbi yang dapat dimakan.Satu diantara kedelapan spesies tersebut adalah gembili.Nama Lokal gembili adalah ubi aung (Jawa Barat), ubi gembili (Jawa Tengah), kombili (Ambon).Bentuk umbi gembili pada umumnya bulat sampai lonjong, tetapi ada juga bentuk bercabang atau lobar.Permukaan umbi licin, warna kulit umbi krem sampai coklat muda, warna korteks kuning kehijauan dan warna daging umbi putih bening sampai putih keruh. Umbi gembili berdiameter sekitar 4 cm, panjang 4 cm sampai 10 cm dengan bentuk bulat atau lonjong. Tebal kulit umbi sekitar 0,04 cm. Kulit umbi mudah dikupas karena cukup tipis seperti kentang. Berat umbi sekitar 100 – 200 gram.
Klasifikasi
Kingdom           :     Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom      :     Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi      :     Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi                :     Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                 :     Liliopsida (berkeping satu atau monokotil)
Sub Kelas          :     Liliidae
Ordo                 :     Liliales
Famili                :     Dioscoreaceae 
Genus               :     Dioscorea
Gembili-Dioscorea-esculanta-150x150.jpgSpesies              :     Dioscorea esculenta (Lour.) Burkill




Tanaman gembili dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis seperti Indonesia.Tanaman ini diperkirakan berasal dari daratan Indo-Cina.Di negara tropis basah, gembili bersama dengan ubi kayu atau singkong menjadi makanan berkarbohidrat dari berjuta penduduk.
Komponen kimia terbesar pada gembili adalah amilosa dan amilopektin. Juga mengandung gula dan fruktosa sehingga manis rasanya. Protein gembili mengandung asam amino sulfur (metionin dan sistin) yang rendah.Demikian juga asam amino lisin dan tirosin serta thriptopan hanya dalam jumlah rendah.
Gembili mempunyai rendemen tepung umbi dan tepung pati tertinggi (24,28% dan 21,44%) dibanding umbi-umbi lain. Dengan demikian ditinjau dari hasil rendemennya gembili sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi tepung maupun pati. Gembili merupakan potensi sumber karbohidrat, protein, rendah lemak, kalsium, fosfor, potasium, zat besi, serat makanan, vitamin B6 dan C.Gembili dan telah menjadi sumber bahan pangan sekunder yang penting dibeberapa negara tropis. Di Afrika Selatan gembili selain digunakan sebagai bahan pangan juga dijadikan bahan baku pembuatan alkohol. Penduduk Indonesia memanfaatkan gembili sebagai bahan pangan pada saat terjadi krisis pangan pada masa penjajahan Jepang dan masa paceklik.Gembili ditanam sebagai tanaman pekarangan, namun karena tumbuh duri di sekeliling umbi maka tanaman ini tidak dipelihara.Kurangnya pengetahuan pengolahan gembili mengakibatkan gembili bukan menjadi bahan komoditi meskipun dalam musim-musim tertentu banyak dijual di pasar tradisional.
Gembili biasanya ditanam dalam jumlah terbatas, meskipun penduduk sangat menyukainya.Hal ini disebabkan ketersediaan bibit terbatas dan umur panennya agak lama, yaitu 7−9 bulan.Tanaman gembili tersebar di beberapa wilayah Papua, terutama di Merauke. Suku Kanum di Merauke sebagai salah satu sub suku Marind yang mendiami Taman Nasional Wasur mengkonsumsi gembili secara turun-temurun sebagai makanan pokok. Namun saat musim paceklik atau belum memasuki masa panen gembili, penduduk melakukan kegiatan berburu dan sebagai pangan alternatifnya adalah sagu dan pisang.
Sistem budidayanya bergantung pada jenis gembili yang ditanam. Umumnya gembili dibudidayakan dengan menggunakan tajar dari bambu dengan tinggi 2,50−4 meter.Budidaya gembili dilakukan seperti halnya budidaya ubi jalar,yakni di atas guludan.Benihnya berupa umbi yang ukurannya sedang atau kecil.Benih ini merupakan hasil panen yang baru saja dilakukan. Biasanya petani akan menyimpan umbi ini di tempat yang sejuk dan terhindar dari panas matahari langsung.  Menjelang musim penghujan, biasanya umbi gembili ini akan mulai memunculkan tunas. Pada waktu hujan turun dan guludan sudah siap, umbipun bisa segera ditanam.Cara penanamannya dengan menugal puncak guludan hingga membentuk lubang.Ke dalam lubang inilah dimasukkan benih berupa umbi yang telah menampakkan tunas.Lubang tanam kemudian ditutup dengan tanah. Dalam waktuantara  7 sampai 10 hari, tanaman gembili akan menyembul dari lubang tanam. Pada saat itulah petani telah menyiapkan ajir berupa belahan bambu atau ranting-ranting kayu sepanjang 3 meter. Biasanya ajir ini dipasang miring ke arah samping hingga bersama ajir pada guludan di sebelahnya, akan membentuk segitiga. 
Tidak berkembangnya budidaya komoditas gembili, mungkin disebabkan oleh panjangnya umur tanaman.Jika penanaman dilakukan pada bulan November, maka gembili baru bisa dipanen pada bulan Juni atau Juli tahun berikutnya. Hingga umur panennya sama dengan singkong. Padahal biaya budidaya gembili lebih tinggi dari singkong mengingat adanya persyaratan guludan, biaya benih berupa umbi (singkong hanya potongan batang) dan biaya untuk ajir juga relatif tinggi.Gembili juga tidak menghasilkan limbah yang bisa dimafaatkan oleh petani.Hingga hasil penanaman gembili hanya berupa umbi konsumsi tadi.Biasanya panen dilakukan pada saat tanaman gembili sudah mulai tampak menguning dan mengering. Gembili yang tumbuh dihutan jati atau di kebun rakyat malah baru bisa dipanen setelah tanamannya mengering sama sekali dan tidak tampak bekas-bekasnya.
Untuk menjamin keberlanjutan konsumsi, gembili yang dipanen disimpan di suatu tempat dalam rumah kecil yang diberi namaketer meng. Rumah kecil tersebut terbuat dari bambu dan beratapkan kulit kayu bus (Melaleuca sp.) agar gembili terhindar dari sinar matahari langsung. Yang selanjutnya dapat diolah sebagai bahan pangan atau sebagai bioetanol dengan mengubahnya menjadi alkohol melalui proses fermentasi. Pembuatan alkohol dari bahan ini harus dilakukan melalui proses sakarifikasi secara biologi. Proses itu dilakukan dengan menambahkan ragi tape pada substrat. Tahapan tersebut untuk mendapatkan bahan alkohol dari gembili. Adapun proses penelitian ada beberapa tahap yakni, pertama, gembili dikupas, lalu dicuci bersih. Selanjutnya, gembili tersebut dikukus sampai matang.Gembili tadi lantas ditiriskan dan dibiarkan dalam udara terbuka.
Setelah dingin, gembili dimasukkan ke dalam toples dan ditaburi ragi secara merata.Lalu, toples tersebut ditutup rapat selama 2-3 hari dalam keadaan anaerob (hampa udara atau tanpa ada oksigen).Berikutnya gembili yang telah difermentasikan dihaluskan dengan blender.Setelah halus,umbi tersebut disaring dan diambil sarinya.Selanjutnya, sari tersebut didistilasi sampai menghasilkan etanol.Akhirnya etanol gembili siap dipakai.
Tentunya kegunaan gembili tidak sampai disitu saja, beberapa kegunaan gembili yang lain diantaranya :
1.      Gembili dapat ditingkatkan produksinya dengan memanfaatkan tepung dan pati gembili sebagai bahan substitusi dalam pembuatan produk olahan seperti kue, mi instan, keripik, getuk dan lain-lain.
2.      Seratnya halus dan mudah dicerna sehingga banyak digunakan dalam menu penderita penyakit pencernaan.
3.      Parutan kasar umbinya digunakan sebagai tapel untuk obat pembengkakan, khususnya di kerongkongan.
4.      Daun gembili yang mengering dapat menjadi pupuk hijau dan juga dapat dijadikan media tanam untuk tanaman wijayakusuma, pakis, begonia, anggrek atau tanaman rimpang seperti jahe, lengkuas.

Pada masa ini, gembili kurang dikenal dan sudah jarang ditemukan maka diharapkan ada pameran atau semacam kegiatan untuk mengenalkan berbagai manfaat atau produk-produk yang dapat digunakan masyarakat sebagai salah satu bahan pangan dan juga sebagai bioetanol.Terutama jika bangsa Indonesia mulai beralih pada sumber energi alternatif, khususnya gembili sebagai bioetanol, maka gembili dibutuhkan dalam jumlah yang cukup besar sehingga budidayanya harus sangat diperhatikan.

Cerpen

Part 1
Saat mentari menyapa aku masih saja tak mau membuka mataku, entah mengapa hari ini aku merasa tak terpisahkan oleh guling kesayanganku, jam wekerku pun sudah memanggil-manggil tapi aku masih tak mau beranjak dari pembaringanku. Dan alhasil hari ini aku saling berkejaran dengan waktu untuk sampai di tempat kerja. Sialnya karena langit sudah sangat terang, jalan raya sangat dipadati penghuni setianya. Rasanya ingin seketika aku untuk membunuh waktu yang sudah kubuang percuma tadi. Sialnya lagi, mobil angkutan yang aku naiki bannya bocor, tamat sudah riwayatku hari ini jika aku terlambat karena aku masih dalam tahap percobaan di tempat kerjaku.
Namun ditengah rasa resah dan kebingunganku, ada sesosok lelaki yang sepertinya aku kenali sedang mengendarai sepeda motor. Ketika melihatnya aku sangat berharap dia berhenti sejenak untuk menawariku duduk berkendara di belakangnya. Dan klik, sesuai dengan harapanku dia berhenti, membuka helmetnya dan menepuk-nepuk jok belakangnya sambil menyunggingkan senyuman termanisnya, persis seperti pangeran berkuda yang datang menyelamatkan putri dari bahay yang mengintai. Aku pun tak yakin dengan ajakannya sehingga aku bertanya dan memberi raut muka yang penuh harap. Dia mengangguk dan langsung memberikan salah satu helmnya untukku. Spontan aku berjingkrak kecil merasa sangat senang, dia menyadari tingkahku yang kegirangan dan aku pun langsung menjaga sikap agar tak terlihat memalukan. Tetapi dia malah mengacak-acak poni rambutku sambil tertawa kecil, dan seketika aku merasa panas suhu tubuhku meningkat, jantungku berdetak lebih keras dari biasanya, rasanya seperti aku tak mampu untuk menahan langit yang ingin runtuh.
Rasanya perjalanan menuju kantor menjadi sangat lama sekali karena kejadian kecil tadi padahal jaraknya sudah cukup dekat. Membayangkan hal itu aku jadi senyum-senyum sendiri merasa senang tak karuan dan menertawai diriku sendiri karena mendadak merasa aneh. Ketika aku turun dari motornya aku mengucapkan terima kasih dengan salah tingkah. Sialnya selama bekerja aku jadi tak bisa berkonsentrasi penuh karena hal yang bisa dibilang memalukan itu.
Ketika jam kerja usai aku langsung berjalan untuk menemukan kendaraan untuk pulang. Tiba-tiba ada yang menghampiriku dengan sepeda motor berwarna dominan hitam, sepertinya aku mengenalinya. Dan ternyata firasatku benar ternyata Rio lagi, lelaki yang pagi tadi memberikan tumpangan untukku. Aku bingung kenapa dia menghampiriku, ternyata dia menawariku untuk pulang dengannya, langsung mukaku memerah, entah mengapa aku merasa sangat malu untuk menjawab tawarannya, tenggorokanku tercekat. Mungkin dia merasa aku terlalu lama mengiyakan jadi dia turun dari motornya dan memakaikanku helm. Dan aku terpaku, hatiku meleleh mendapat perlakuan yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Wajar saja karena aku ini tergolong perempuan yang cuek terhadap lelaki dan dunia percintaan.

Ketika sampai di rumahku, aku mengucapkan banyak terima kasih sambil malu-malu, dia pergi, tapi aku baru sadar kalau ternyata helm miliknya masih terpasang di kepalaku yang imut ini. Aku berteriak memanggilnya tapi dia sudah terlalu jauh untuk mendengar teriakanku. Jadi kuputuskan untuk mengembalikannya besok saat di tempat kerja. Ketika malam sudah cukup larut ada yang mengirimiku pesan singkat tapi aku tak mempunyai kontak nomor itu. Ternyata itu nomor Rio, aku tak tahu kalau dia tahu nomorku, dia meng-SMS-ku untuk memberi tahu kalau besok pagi dia akan ke rumah untuk menjemputku dengan alasan mengambil helm yang tertinggal padaku. Dan sangat kebetulan sekali, karena aku tak perlu repot-repot mencari alasan untuk bertemu lagi dengannya. Rasanya aku tak sabar untuk melewati malam ini. Langsung saja aku menyetel jam wekerku pagi-pagi agar tak kesiangan untuk bertemu lagi dengan Rio.